LEGENDA SENI UKIR JEPARA
Dikisahkan
seorang ahli seni pahat dan lukis bernama Prabangkara yang hidup pada
masa Prabu Brawijaya dari Kerajaan Majapahit, pada suatu ketika sang
raja menyuruh Prabangkara untuk membuat lukisan permaisuri raja sebagai
ungkapan rasa cinta beliau pada permaisurinya yang sangat cantik dan
mempesona.
Lukisan
permaisuri yang tanpa busana itu dapat diselesaikan oleh Prabangkara
dengan sempurna dan tentu saja hal ini membuat Raja Brawijaya menjadi
curiga karena pada bagian tubuh tertentu dan rahasia terdapat tanda
alami/khusus yang terdapat pula pada lukisan serta tempatnya/posisi dan
bentuknya persis. Dengan suatu tipu muslihat, Prabangkara dengan segala
peralatannya dibuang dengan cara diikat pada sebuah laying-layang yang
setelah sampai di angkasa diputus talinya.
Dalam keadaan melayang-layang inilah pahat Prabangkara jatuh di suatu desa yang dikenal dengan nama Belakang Gunung di dekat kota Jepara.
Di desa kecil sebelah utara kota Jepara tersebut sampai sekarang memang banyak terdapat pengrajin ukir yang berkualitas tinggi. Namun asal mula adanya ukiran disini apakah memang betul disebabkan karena jatuhnya pahat Prabangkara, belum ada data sejarah yang mendukungnya.
Dalam keadaan melayang-layang inilah pahat Prabangkara jatuh di suatu desa yang dikenal dengan nama Belakang Gunung di dekat kota Jepara.
Di desa kecil sebelah utara kota Jepara tersebut sampai sekarang memang banyak terdapat pengrajin ukir yang berkualitas tinggi. Namun asal mula adanya ukiran disini apakah memang betul disebabkan karena jatuhnya pahat Prabangkara, belum ada data sejarah yang mendukungnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar